Siang itu
entah kenapa, Adhi suami Memes membawa seorang laki-laki yang agak
sedikit tua ke rumahnya. Rupanya Adhi menerangkan bahwa dia tadi telah
ditolong oleh laki-laki yang bernama Udin ini di saat ia hampir saja
menjadi korban perampokan. Tetapi karena adanya bantuan dari Udin, ia
berhasil terhindar dari upaya para perampok itu.
Udin adalah seorang bekas narapidana yang telah lama malang melintang di
dalam dunia kejahatan. Setelah ia keluar dari Nusa Kambangan, ia
mencoba untuk sadar dan kesana kemari mencari pekerjaan yang tidak
bertentangan dengan hukum. Namun dalam usahanya mencari pekerjaan itu,
tanpa diduga ia melihat adanya upaya perampokan yang menimpa Adhi, yang
nota bene suami Memes yang juga merupakan seorang artis penyanyi. Atas
jasanya itu, Adhi mengajak Udin untuk bekerja dengannya sebagai penjaga
rumahnya yang tergolong mentereng itu. Udin hanya bertugas menjaga
lingkungan kebun dan memberi makan anjing kesayangan Adhi. Udin
dipersilakan tinggal di kamar belakang yang khusus buat para pembantu.
Di rumah Adhi hanya ada seorang pembantu yang sudah tua yang bertugas
sebagai tukang masak dan mencuci. Sekian lama tinggal di rumah itu, Udin
merasa kerasan dan telah menganggap seluruh anggota rumah itu sebagai
keluarganya juga. Ia amat suka bekerja, dan dengan itu ia sedikit demi
sedikit dapat kembali ke lingkungan yang baik-baik. Namun sebagai
seorang laki-laki yang hidup seorang diri tanpa keluarga, ia merasakan
hampa, apalagi seumurnya sudah pantas memiliki seorang cucu. Namun
karena Udin waktu mudanya terkenal dengan kejahatannya, maka ia tidak
sempat untuk hidup layak beristri. Saat itu ia hanya melampiaskan
nafsunya kepada para pelacur. Dan jika ada korbannya yang cantik, maka
ia tidak segan-segan untuk memperkosanya.
Sebagai laki-laki, ia sudah terlambat untuk memulai kehidupan normal,
apalagi masa lalunya yang amat kelam. Suatu saat ia sangat ingin sekali
merasakan kehangatan tubuh seorang wanita, apalagi ia setiap hari
melihat majikan wanitanya amat cantik dan menggiurkan, namun ia masih
merasa sungkan kepada Adhi, yang telah berjasa kepadanya. Dalam
lamunannya ia sering berkhayal untuk dapat tidur dengan Memes yang ia
rasa sangat menggiurkannya.
Langkah pertama, ia berusaha menyembunyikan perasaan hatinya, namun
kedua anak Memes itu telah amat dekat dengan Udin. Udin pun dengan cara
itu berusaha untuk mencuri pandang ke kamar Memes dengan pura-pura
mengajak bermain kedua anaknya. Namun saat itu hanya ada Tristan si
pembantu tua satunya. Suatu hari saat Adhi tidak ada di rumah karena
adanya acara konser di luar negeri (Memes tidak ikut), saat itulah yang
paling ditunggu-tunggu Udin.
Malam itu hujan sangat lebat dan di rumah hanya ada Memes dan kedua
anaknya, sedang Udin dari siang tadi hanya mencoba upaya bagaimana
menaklukan Memes. Akhirnya ia ingat tentang ilmu yang diajarkan sesama
narapidana di Nusa Kambangan dulu dalam mempengaruhi naluri sex wanita.
Malam itu tepat malam Jumat kliwon, Udin di kamarnya melafazkan
mantera-mantera untuk membangkitkan naluri sex Memes dari kamarnya
dengan membakar kemenyan. Saat yang bersamaan, di kamar, Memes tidur
dengan gelisah dan ia bermimpi telah mengadakan hubungan sex yang
mengebu-gebu dengan seseorang yang ia tidak kenal jelas. Di luar rumah,
cuaca hujan dengan derasnya membuat ia terbangun, dan ia keluar kamar
melihat kamar anak-anaknya. Ia melihat mereka telah tidur semua.
Kemudian ia berjalan ke belakang dan sampailah ia di dapurnya. Di situ ia duduk sambl merenungan arti mimpinya.
“Aneh.. kok aku mimpi sedang bercinta dengan Udin..? Ehh ada apa ini..? Gila..” gumannya.
Lalu ia meminum segelas air yang ia ambil dari lemari es, kemudian ia
berjalan ke kamar belakang. Ia merasa khawatir, sebab saat itu di luar
hujan dan diiringi suara halilintar yang keras. Ada perasaan takut di
dalam dirinya.
Di saat yang bersamaan, Udin keluar dari kamarnya untuk melihat
bagaimana pengaruh dari materanya itu. Dengan kaget ia melihat Memes
yang menggunakan pakaian tidur sutranya masih duduk di dapur sambil
minum air dingin. Saat itu Memes juga menoleh ke arah Udin.
“Ooo.. ada apa kok Mang Udin blon tidur..?” Memes bertanya.
“Ooo.. saya mau buang air kecil dulu, Bu..” jawab Udin.
“Nanti setelah dari WC ke sini dulu ya Mang.., bicara dulu ya..? Soalnya
mata saya tidak mau tidur nich..” kata Memes ke arah Udin.
“Ya.. Bu..” jawab Udin sambil berlalu.
Di dalam WC Udin merasa senang, sebab sebentar lagi ia akan dapat
merasakan kehangatan tubuh nyonya majikannya yang putih mulus itu, sebab
manteranya telah berpengaruh kepada Memes. Tidak lupa ia melafazkan
mantera yang lain untuk membuat Memes lebih pasrah kepadanya. Sebagai
laki-laki yang telah berumur 69 tahun, ia amat antusias untuk menguji
seberapa kuatnya ia dalam melakukan penetrasi saat bercinta.
Sesampainya di ruang tengah yang hanya dibatasi meja kecil, Memes telah menunggu Udin di situ.
“Ada apa Ibu memanggil saya..?” tanya Udin pura-pura tidak mengerti.
“Begini, saya amat takut dari tadi, perasaan saya tidak enak dan di luar juga badai seperti ini..” jawab Memes.
“Ooo cuma itu nggak usah kawatir deh Bu.. kan di rumah ada saya, dan saya pasti bisa menjaga Ibu..” jawab Udin menerangkan.
Sambil berdiri ke arah jendela, Memes mengintip ke luar halaman
rumahnya, di luar tampak angin disertai hujan deras mengguyur bumi.
Dengan ekor matanya, Udin sejurus melihat tubuh dan batang paha Memes
yang aduhai itu. Dilapisi baju tidur yang memperlihatkan lekuk tubuh
Memes, mengundang nafsu Udin. Kemudian Memes duduk kembali ke sofanya,
dan saat itu kembali Udin melihat sosok tubuh mulus di depannya amat
mengundang birahinya sebagai laki-laki.
“Mang Udin.. bagaimana jika malam ini Mang Udin tidur di atas saja di
kamar saya, karena saya amat takut..” kata Memes, “Begini maksud saya,
jika tidak akan mengganggu Mang Udin tidur..?” lanjutnya.
“Nah begini saja Bu.., saya tidak ingin nanti suami Ibu berburuk sangka
pada saya, bagaimana jika Ibu saja tidur di kamar saya, dan saya di
bawah dipan saja..” jawab Udin pura-pura tidak ingin membuat curiga
Memes.
“Yah.. kalau begitu baiklah..” jawab Memes.
Begitu Memes masuk kamar Udin, lalu Memes langsung merebahkan tubuhnya
di dipan Udin, sedang Udin sambil berdecak nafsu mengambil tikar. Ia
ingin tidur di bawah ranjang saja. Ia lalu mementangkan tikarnya, lalu
ia tiduran di bawah ranjang itu, sedang Memes tidur di atas ranjang
Udin. Lalu Udin tidak merasa nyaman, ia pindah ke atas ranjangnya karena
bagaimanapun udara di luar amat dingin, dan di dalam dirinya sedang
berkecamuk nafsu yang ingin dituntaskan ke tubuh Memes.
Memes mencoba untuk tidak membuat Udin merasa dipunggungi.
Lalu ia menghadap Udin dan berkata, “Mang.. apa Mang Udin terganggu sama saya..?”
“Ooo.. tidak..” jawab Udin.
“Bu, saya rasa apa Ibu tidak canggung tidur seranjang dengan saya, sebab saya biasa tidur buka baju Bu..” kata Udin.
“Ooo.. tidak.. silakan.. kalau itu kebiasaan Mang Udin..” jawab Memes.
Kemudian Udin membuka bajunya, dan ia hanya memakai celana pendek dan
ditubuhnya tercantum berbagai macam tato saat ia di penjara dulu.
Kemudian Udin merebahkan badannya di samping Memes. Saat itu Memes belum
juga dapat memejamkan matanya. Dengan posisi berhadap-hadapan dengan
Udin, secara tidak sengaja tangan Udin menyentuh payudara Memes yang
montok itu, dan Memes hanya membiarkan saja kejadian itu. Udin yang
telah tanggung itu lalu mencoba meremasnya, namun Memes hanya memejamkan
matanya. Dengan tindakan itu, Udin merasa mendapatkan kesempatan untuk
bertindak lebih jauh lagi.
Dikulumnya bibir merah Memes dengan cara yang buas, maklum ia sudah lama
tidak merasakan wanita. Lalu tangannya terus bergerilya di sekitar
daerah terlarang tubuh Memes. Lalu ia buka penutup dari baju tidur sutra
Memes itu, dan terpampanglah bahu putih mulus. Lalu mulut Udin turun ke
daerah payudara Memes, sambil dijilat ia gigit ujung payudara montok
itu. Memes hanya diam menikmati tindakan Udin itu. Meskipun Udin telah
mendekati usia uzur, namun dalam soal foreplay ia amat mahir. Lalu
seluruh pakaian yang melekat di tubuh Memes ia tanggalkan semuanya, dan
terlihatlah sebatang tubuh mulus yang siap untuk dinikmati oleh Udin.
Dengan hati-hati Udin lalu meremas dan memanaskan nafsu Memes dengan
mengorek-ngorek lubang sorgawi Memes. Lalu ia jilat klitoris yang ada di
antara belahan vagina Memes dengan lidahnya. Memes histeris. Sampai
saat ia telah berputra dua, belum pernah suaminya Adhi bertindak seperti
itu, dan baru Udin lah laki-laki lain yang dapat menjamah daerah
terlarangnya. Lalu Udin memasukkan penisnya yang dari tadi tegak
menantang di balik celana dalamnya. Ia keluarkan dan masukkan ke dalam
mulut Memes untuk dimainkan Memes.
Memes amat takjud, seumur Udin masih ada penis yang dapat tegak berdiri
seperti itu. Lalu dikulum dan dikocok seluruhnya, dengan telaten ia
jilat mulai dari kepala helm itu sampai batangnya habis di dalam
mulutnya. Kira-kira 20 menit permainan itu berlangsung, masing-masing
belum ada yang terkalahkan, sedang di luar hujan semakin deras dan
diiringgi angin keras, namun permainan belum juga berkesudahan. Akhirnya
mereka bersama-sama menyemburkan air sorgawinya di mulut masing-masing,
sebab saat itu mereka masih dalam posisi 69.
Kemudian Memes yang telah merasa letih itu masih dibangkitkan birahinya
oleh Udin. Memes awalnya memohon untuk menundanya sampai esok, namun
Udin tidak mau dan kembali penisnya tegak berdiri. Lalu ia buka batang
paha Memes yang putih mulus itu. Dimasukkan penisnya yang cukup panjang
itu ke dalam vagina yang telah basah itu. Memes tidak mempunyai cukup
waktu untuk menolak, ia hanya pasrah, dan dengan buasnya Udin
memaju-mundurkan penisnya di dalam vagina Memes berulang-ulang.
Diakuinya meskipun sudah mempunyai dua anak, vagina Memes masih sangat
rapat dan menjepit jika penisnya masuk.
Kurang lebih 15 menit ia berulang-ulang maju mundur dalam vagina Memes.
Lalu Udin memuncratkan air maninya ke dalam vagina itu sambil
mengangkang. Ia tindih terus Memes, dan akhirnya ia rebah di sebelah
tubuh mulus milik Memes yang telah basah oleh keringat birahi mereka
berdua. Permainan itu terus berlanjut sampai pagi, dan Memes merasa
benar-benar puas atas permainan Udin yang meskipun sudah tua tapi dalam
bercinta patut diacungkan jempol, tidak seperti suaminya Adhi yang cepat
loyo.
Sejak kejadian itu, hubungan Memes dengan Mang Udin tukang kebunnya
terus berlanjut saat Adhi tidak ada atau sedang ada acara. Sebagai
seorang laki-laki yang telah bebas dari rasa takut, Udin tidak terlalu
khawatir, sebab ia memiliki bermacam cara untuk menundukkan Memes.
Apalagi Adhi, majikannya yang amat percaya padanya.
0 comments:
Post a Comment